Pemandi Jenazah adalah film horor Indonesia tahun 2024 yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu. Film produksi VMS Studio ini dibintangi oleh Aghniny Haque, Ibrahim Risyad, dan Amara Sophie. Pemandi Jenazah tayang perdana di bioskop Indonesia pada 22 Februari 2024.
Sinopsis,
Bu Siti, seorang pemandi jenazah, tinggal di sebuah desa bersama kedua anaknya, Arif dan Lela, yang sudah dia ajarkan cara memandikan jenazah sedari kecil agar Lela mewarisi pekerjaannya itu bila Bu Siti telah tiada nanti. Prinsip Bu Siti adalah untuk menutupi dan merahasiakan tiap hal yang ditemukan pada jenazah yang dimandikan karena haram hukumnya.
Pada suatu malam, setelah Bu Siti memandikan jenazah temannya, Bu Ida yang baru saja ditemukan dalam keadaan mengenaskan, teror santet datang menghantui Bu Siti dan menjemput ajalnya. Ketika Lela dengan iba memandikan jenazah sang ibu, dia menemukan bukti santet berupa kawat berduri di tubuh ibunya. Saat warga desa, termasuk Bu Terry, Bu Tuti, dan Bu Ana berkumpul membacakan Surat Yasin untuk Bu Ida dan Bu Siti, baik Lela maupun Bu Terry diteror oleh sesosok jin yang menyerupai kedua jenazah tersebut dan juga Bu Ana, meski dia belum meninggal.
Pada malam itu juga, Bu Ana terkena santet dan mati secara mengenaskan. Setelah Bu Terry mengalami kerasukan setan, Lela mendapat informasi darinya mengenai Bu Nur, seorang wanita misterius yang dulunya diamuk warga karena dituduh telah merebut suami-suami mereka. Karena dugaannya bahwa sang pelaku santet melakukan ini untuk membalaskan dendam Bu Nur yang difitnah, Lela menjadi curiga terhadap Rika, seorang gadis muda yang telah lama kehilangan ibunya dan cukup dekat dengan Arif. Ketika menyelinap ke dalam rumahnya, Lela menemukan selembar foto yang menunjukkan ibunya dan teman-temannya,termasuk Bu Nur dan Bu Terry yang wajahnya tidak terlihat. Setelah Bu Tuti mengakui pada Lela bahwa Bu Nur dulunya adalah teman mereka, santet itu merenggut nyawa Bu Tuti di rumahnya. Lela menggeledah kuburan Bu Ida untuk mencari kawat berduri di jenazahnya dan setelah menemukannya, Lela justru diteror oleh sekelompok pocong. Keesokan harinya,setelah Lela menemukan kawat berduri di jenazah Bu Ana, dia menunjukkan semua kawat itu pada Arif untuk meyakinkannya bahwa ibu mereka disantet. Tanpa sepengetahuan mereka, Bu Terry telah menguping pembicaraan tersebut dan menyebarkan hal ini pada warga.
Setelah Lela terbukti membongkar kuburan Bu Ida tanpa izin, pihak kepolisian datang saat Lela sedang memandikan jenazah Bu Tuti untuk menangkapnya. Lela yang dipenuhi amarah menghampiri Rika dan menyebut dirinya tukang santet dan pembunuh. Seketika terjadi kesurupan massal di rumah Bu Tuti, yang mengakibatkan warga desa mempercayai perkataan Lela. Rumah Rika pun dikepung oleh warga yang menyeretnya keluar dan menghajarnya sampai mati, sama seperti nasib ibunya dulu. Lela seketika mendapat bisikan dari jin qorin Bu Siti yang meminta putrinya itu untuk menghentikan warga desa. Ketika Lela dan Arif mencoba menghentikan mereka, Arif justru turut tewas terkena pukulan warga dan tewas disamping Lela. Bukannya menolong Lela, warga desa yang egois dan munafik itu justru memilih kabur meninggalkannya sendiri dalam kesedihannya.
Beberapa tahun kemudian, Lela yang masih bekerja sebagai pemandi jenazah menemukan sebuah susuk di tubuh jenazah Bu Murni, yang menandakan bahwa Bu Nur sebenarnya difitnah dan Bu Murni adalah perempuan yang sudah merebut suami-suami di desa itu. Namun, Lela yang sudah tidak peduli lagi memilih membuang susuk itu ke tong sampah dan mengikuti nasihat sang ibu, yaitu untuk merahasiakan segala hal yang dia temukan pada jenazah yang sedang dimandikan.